Awal pendakian - CERITA TAMBORA #2


Di depan penginapan. yang motoin yang punya penginapan. hehe


25 September 2015

Kami bangun pagi sekali... sekitaaarrr jam 8 lewat lewat banyak.. hahaha.. pagi kan ya?
ternyata ada banyak cerita seru semalam, saya dan daeng ngelindur.. trus emak juga ngelindur. yang dengerin ya cuma Eka. kita gak tau dia ikutan ngelindur juga gak..

Maksud hati kami pengen mandi, tapi apa daya waktu liat kamar mandinya yang segitu parahnya, akhirnya kami semua memutuskan hanya sikat gigi dan cuci muka, lap ketek pake tissue basah..mandinya entar kalo udah turun gununglah ya..!

Setelah re-packed dan makan nanas, kami mengembalikan kunci kamar ke pemilik penginapan.
kami sarapan dulu coy sebelum menuju ke desa pancasila.
Ada warung makan enak di Calabai, dengan menu makanan lengkap tapi lumayan mahal (seporsi dua puluh ribu) nama warung makannya lupa. Warung makan ini milik orang Banyuwangi yang ber-transmigrasi ke Sumbawa beberapa tahun lalu. lokasi warung terletak tepat di depan SDN 1 Calabai. Kami sarapan di sini dan sekalian bungkus buat bekal nanti makan siang di pos 2.

Butuh waktu kurang lebih 30 menit dari calabai menuju desa Pancasila. Desa terakhir di kaki Gunung Tambora. Kami bertemu bapak Saiful, yang sudah lebih dulu di hubungi rofik perihal kedatangan kami. Setelah ngobrol dan menyelesaikan proses registrasi masuk TN Tambora, persiapan logistik dan re-packing sekali lagi. karna ada beberapa barang yang tidak akan dibawa mendaki, kami titipkan di rumah pak saiful.
lalu kami berkenalan dengan the younger Saiful  si guide + porter kami selama pendakian ini.

Singkat cerita,

Demi menghemat tenaga kami naik ojek dari pintu kami naik ojek dengan harga 70.000/ sekali jalan dari pintu desa ke pintu rimba. lumayan banget untuk menghemat tenaga, karna jaraknya cukup jauh dan struktur jalan masih berupa tanah yang debunyaaa ajiib! kudu banget nih pake buff atau masker biar gak batuk-batuk.

Dari pintu rimba, kami memulai trekking menuju pos 1 gunung Tambora,  jalan didominasi debu dan daun-daun kering. sedikit menanjak. kami tiba di pos 1 tepat sebelum adzan sholat azar berkumandang. Kami break sejam, sambil nungguin Saiful yang sholat Dzuhur.
Di pos 1, ada mata air. walaupun kecil tapi lumayan bisa nambah persedian.




Ka-ki : Saya, Pak Saiful, Nia, Mba Eka, Saiful junior, Rofik

Sok lakik, padahal hellowbensyong.. hahaha

Medan dari Pintu rimba menuju pos 1

Ini baru awal..

Semangaaatt!!

Break dulu.

Tralala trilili kami di pos 1

Selepas Rehat, lanjuuuttt...

Perjalanan ke pos 2,  sedikit lebih panjang dan menantang, jalurnya sih landai-landai saja. . tapi banyaknya pohon yang tumbang dalam ukuran besar membuat kami jadi harus naik, jalan jongkok, mlipir untuk melewati pohon-pohon besar itu. dan itu lumayan menguras tenaga.
2 jam dengan medan seperti ini akhirnya sampai juga di Pos 2, lunch break. di Pos 2 ini kami berkenalan dengan 2 orang dari Sumbawa Kota yang tinggal dan bekerja di Mataram.
karna mereka tidak bawa bekal, kami akhirnya berbagi bekal makan siang yang kami beli di Calabai.
mereka sih cuma bawa bekal, beras + mie instant, dan perlengkapannya juga seadanya, bahkan gak bawa tenda dan sleeping bag. katanya sih udah biasa tidur dimana aja. coba kalo saya? udah dadah babay sih ya!











hmmm... Target kami adalah tiba di pos 3 sebelum Maghrib atau paling pait jam 7 malam deh!

Setengah break istirahat makan dan mengisi botol air, oh iya di pos 2 ada sungai. airnya bersih dan segar yang bisa kita ambil langsung.
cuuusss kami lanjut lagi ke Pos 3.
Kali ini jalan lumayan menanjak dan tidak banyak yang bisa dilihat. semua tertutup pohon. Sama seperti jalan menuju pos 2 tadi jalan menuju  pos 3 juga di dominasi lorong-lorong bentukan tumbuhan rambat dan sinar matahari yang jarang-jarang. Berasa kaya lagi di film Alice in the wonderland dan berasa sedikit mistis karna rasanya kaya ada yang ngikutin gituuuh.. uuuggghh!
Eh, tambah mistis lagi karna sepanjang jalan, sering banget ketemu yang namanya tai kering. ini siapa sih yang iseng berak sembarangan di tengah jalan?!! untungnya udah kering jadi ya gak lengkeeettt di injek.. #hueekkk

Jam 5.30 kami tiba di pos 3, syukur deh masih terang. Saiful junior sudah membangun 2 tenda, satu buat saya dan nia, satu lagi buat rofik dan mba eka.
di pos 3 ada shelter. nanti nya di pakai tidur dua abang dari Mataram dan Saiful junior.

****untuk di ketahui, pos 3 adalah pos terakhir tambora yang memiliki air bersih. air berupa rembesan batu itu berjarak 20 menit dari pos 3, harus turun bukit sedikit, lalu belok kiri. nah disitu deh! jadi kalo bisa, ambil aer yang banyak!****

Ransum kami serahkan ke Saiful, dia yang memasak makan malam buat kami. ehhhmm.. sekali-kali jadi princess dulu tshaayy!

Hanya ada kami ber-tujuh yang akan mendaki Tambora hari itu.

Udara malam di pos 3 cukup sejuk, malam itu malam bulan sabit.
Saya melewatkan makan malam. tidak seperti biasanya saya suka makan. ini rasa-rasanya.. ada yang aneh, ada yang ngeliatin.. ada yang...
rasanya ada mata yang ngikutin kesana kesini.. saya tidur tidak tenang. malam yang aneh.
kami ber-empat tidur lebih cepat. besok pagi harus summit attack jam 2 pagi.
















Comments