Sawai, Pesona Di Balik Rimbun Hutan Manusela

Postingan ini orginal saya posting di www.trackpacking.com baru dipindahkan kesini untuk melengkapi isi blog saya. :)

Desa Sawai dari atas


Hampir satu tahun lalu saya terlibat pembicaraan melalui YM dengan teman masa kecil saya yang sudah 14  tahun  tidak bertemu. Nama teman saya Mike.  Dia menceritakan tentang Sawai..!! I sebenarnya bukan tempat yang baru buat saya, keindahannya sudah terdengar sejak saya masih kecil. Ketika kakak saya bekerja sebagai pemandu wisata disana.

Oktober 2011 saya merencanakan perjalanan melalui Surabaya dengan pesawat menuju ke Ambon, kemudian dilanjutkan dengan fast boat menuju ke Masohi sebelum perjalanan darat ke Sawai.

Sawai adalah salah desa kecil yang terletak  di kecamatan Seram Utara, kabupaten Maluku Tengah, Indonesia.. secara geografis  Desa Sawai masuk dalam kawasan Taman Nasional Manusela, dengan 5 anak dusun : Masihulang, Rumaolat, Besi, Opin dan Olong.

Dari Tulehu port Ambon saya berangkat dengan fast boat pukul 8 pagi.  Sampai di Amahai port, saya menumpang mobil temannya mike  yang kebetulan akan menuju ke Masohi ( ibukota kabupaten Maluku Tengah) dan menunggu mobil didepan MAPLAZ (Masohi Plaza) yang akan membawa ke Sawai.

Ada 2 rute yang bisa ditempuh  untuk sampai ke desa Sawai, yang pertama : Rute  Masohi – Dusun Saka sekitar 2 Jam perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Long Boat sekitar 30 menit untuk mencapai Sawai. Rute kedua : Masohi – Sawai dengan rute melalui pegunungan yang disebut SS sekitar 4 Jam.  Untuk mencapai Sawai saya memilih melalui rute kedua.  Mobil yang digunakan bukan mobil jelek, tapi Avansa, cukup nyaman untuk perjalanan 4  jam.  Gunung SS tidak begitu menakutkan menurut saya. saya bertemu beberapa orang lokal setempat didalam mobil tersebut. Perjalanan cukup menyenangkan, kami mengobrol panjang lebar mengenai kondisi Masohi dan Sawai belakangan ini. Sesekali mobil berhenti untuk menunjukan tempat-tempat indah, yang sayang sekali sore itu tertutup kabut.

Menjelang senja ketika kami tiba di Desa Sawai, jantung saya seperti berhenti berdetak, ketika tiba-tiba saya melihat dari atas bukit dengan jalan menurun sebuah desa ditepi lekukan masuk menyerupai teluk.. samar-samar terdengar adzan maghrib. . saya berteriak girang, betapa beruntungnya saya..!! “selamat datang di sawai, “ kata mike.
Setelah menurunkan penumpang yang lain, kami langsung menuju  ke Penginapan Lisar Bahari, milik Bapak Ali. Nah, bapak Ali udah sering masuk TV lhooo…,di beberapa acara petualangan TV swasta.
Mike sudah melakukan reservasi beberapa hari sebelum kami datang. Suasana penginapan sepi, hanya terlihat seorang bule yang sedang asik membaca novel berbahasa Indonesia, yang belakangan akan menjadi teman nongkrong kami. Dia bernama Brian Kraft.  Penginapan ini dibangung diatas laut, dengan tema rumah  panggung. Bapak Ali termasuk salah seorang penggiat pariwisata di Desa Sawai. Penginapan ini dibangun sejak Tahun 1990. Justru banyak dikunjungi dan cukup terkenal dimata wisatawan asing. Namun jarang ada wisatawan domestic.  Orang Indonesia sepertinya lebih suka berpergian keluar negeri, daripada mengenal keindahan Negara sendiri. Jadi ga heran kalo saya adalah pengunjung domestic kesekian (bisa dihitung dengan jari kaki dan tangan ).
Saya meletakan barang bawaan di kamar.  Mike menjalankan ritual berenang sore-sore menjelang malam di tepi penginapan.
Malam pertama di sawai, dibuka dengan makan malam yang fantastis, entah enak atau memang saya lapar.. pokoknya sesuatu deh..! di penginapan yang berjumlah belasan kamar ini, hanya terisi oleh saya, mike dan brian..! jadilah penginapan ini seperti milik kami sendiri.

Sunrise Lisar bahari


Penginapan dan rumah penduduk




Nginep disini mau kan? :D

Keesokan harinya, setelah sarapan saya dan brian memutuskan untuk jalan-jalan keliling desa Sawai.  Mike memilih snorkeling dan berenang di sekitar penginapan.

Karna penginapan ini terletak di ujung desa, jadi tidak susah untuk memulai.
Desa sawai, desa yang bersih. Tidak ada sampah berserakan disana sini, semua rapih dan bersih. Sepanjang mata memandang terhampar jemuran biji pala dan biji coklat.  Ditengah desa ada sumber mata air, air payau (setengah asin, setengah tawar) yang membentuk kolam dan air super beningnya membelah desa meluncur ke laut.  oleh penduduk digunakan untuk mandi dan cuci baju. Anak- anak kecil lincah  melompat dan berenang. Di dekat sumber mata air payau ini, ada pembangkit listrik tenaga air, yang membantu mengaliri listrik untuk  warga. Di desa ini, listrik hanya ada mulai jam 6 sore sampai jam 11 malam.. Di tengah desa ada Masjid yang berdiri kokoh, dengan halaman luas.  2 sekolah dasar di desa ini, satu ditengah desa, berhadapan dengan Masjid, dan satu lagi ada diujung desa, diatas bukit. Indah sekali berdiri di SD diatas bukit dan memandang desa Sawai. Sebelah utara kita bisa melihat puncak hatu sukun hijau rimbun penuh pohon, sebelah selatan jajaran biru lautan indah memukau mata.

Karna saya jalan sama brian yang notabene orang bule, maka sepanjang kaki kami melangkah terdengar : “misteeeerrrr…misteeerrr.. foto misteeerrrr”  “misteeeerrr.. how are you misteeerrr?” “misteeeeerrr…misteeerrrr…misteeerrrr”

Saya hanya bisa menahan tawa, sambil melihat wajah brian yang merah padam, kaya orang yang abis dikejar banci.. hahahaha…  

Kami mengambil beberapa foto dengan anak-anak. Yang ternyata fotogenic nan narsis2.. hahaha.. *duh, jadi kangen sawai*





Saya dan brian kembali ke penginapan tepat saat makan siang. Mike dan sepiring ikan bakar  beserta colo-colo (sambel khas orang Maluku) sudah menunggu di meja makan. 

Kelar makan siang, kami jalan-jalan menyusuri teluk desa Sawai, brian dan mike snorkeling di beberapa spot. Saya mejeng santai sambil foto-foto dengan abang alay (sopir boat) di atas long boat yang kami sewa. Pemandangan luar biasa yang disuguhkan bikin mata susah berkedip. Sungai Salawai yang mirip amazone, Tebing-tebing, air laut yang hangat, gunung-gunung yang terlihat biru yang sembunyi malu-malu dibalik awan. Pokoknya mantab dan top markotop…!!

Sunset di Penginapan Lisar bahari














Ora beach

karna besoknya saya sudah harus kembali ke Ambon, jadilah malam ini malam terakhir di desa Sawai, setelah makan malam, kami bertiga minum White Wine (yang saya bawa dari Bali dengan penuh perjuangan ) sambil nonton film dan ngobrol ngalur ngidul dengan Bapak Ali.  

Rasanya sedih harus berpisah secepat itu dengan sawai.. hanya dua hari.

Apa saja yang bisa di nikmati  di sini, selain snorkeling atau diving di beberapa spot indah:
1. Rumah Pohon (Bird Watching) di Dusun Masihulang
2. Sungai Salawai untuk menikmati burung-burung di sepanjangan aliran sungai   dan buaya liar di sungai yang mirip dengan Amazone ini.
3. Pulau Kelelawar dan Gua Bawah laut
4. Pulau Kecil Sapalewa yang tidak ada penghuninya. Bisa menikmati ikan bakar disana.. nyuummm..

Untuk informasi lebih lanjut (sewa boat + tour ke rumah pohon) dapat dibicarakan dengan Bapak Ali ( 082111181137) pemilik penginapan Lisar Bahari.  Tapi jangan cepat putus asa, jika saat menghubungi bapak Ali agak-agak syusah, soalnya di Desa Sawai sinyal yang paling kencang hanya XL.

Estimasi biaya perjalanan:

1. Karna mahalnya tiket pesawat ke Ambon dari Denpasar maka Saya menggunakan bus dari Denpasar menuju Surabaya : Rp. 100.000/ trip
2. Tiket pesawat: Rp. 700.000 one way (tergantung maskapai, tapi kalo dari Surabaya kira-kira segitu), bisa pilih 3 jam direct ke Ambon atau penerbangan yang transit di Makassar.
3. Dari terminal bungrasih Surabaya ke Bandara Juanda Rp. 15.000
4. Airport tax Rp. 30.000
5. Ketika sampai di Bandara Pattimura Ambon, pakailah mobil sewaan untuk menuju Tulehu Port, jangan naik damri bandara, dijamin ga nyampe, alias harus ngoper angkot. Mobil sewaan berkisar Rp. 75.000 -  150.000. tergantung situ pinter2nya nawar.
6. Fast Boat Dari Tulehu Port  ke Amahai Port Rp. 85.000 per orang.
7. Amahai port – Masohi naik ojek Rp. 5.000 sekitar 15 menit.
8. Dari Masohi – Sawai Rp. 125.000 per orang
9. Penginapan Lisar bahari Rp. 200.000 per malam, per orang. Udah include 3 kali makan, snack , plus kopi, Teh, Gula, dan air panas tidak bergeser dari meja. Makanannya enak banget looh..!! porsinya tidak dibatasi, alias disajikan seperti dirumah sendiri.
10. Nah, estimasi pulang sama dengan estimasi pergi, yaaaa….

White Wine dan muka gosong


Nah, semoga membantu teman-teman semua.. J

Saya begitu mencintai desa ini, saya berjanji dalam hati, akan segera kembali ke Sawai..!! dan menikmati semua keindahannya. Mari kita Cintailah Negeri Indonesia..!!

Comments

  1. Replies
    1. iya bung, dan tambah rame kayanya yaa sekarang? :)
      saya berharap bisa kembali kesana suatu hari nanti. :)

      Delete

Post a Comment