Terjebak Di Lombok


Lah napa judulnya terjebak? Memang beneran terjebak.  Terjebak hujan, terjebak angin kencang, dan terjebak rindu kembali ke Lombok lagi..  
****
“pelabuhan di tutup, sampai waktu yang tidak ditentukan”kata petugas pelabuhan sambil menyodorkan secarik kertas berisi nomer telepon layanan dan pengaduan pelabuhan lembar.
Diluar pelabuhan, antrian truk dan mobil memenuhi jalan masuk pelabuhan lembar sejauh 5 kilometer. “Waduh..!! saya bisa pulang ga niiiihhh??!!”

****
20 january 2012 saya  bersama beberapa teman merencakan ke Lombok. Ala darat. Naik motor. Maksain cuaca yang sedang tidak bersahabat saat itu. Angin kencang dan hujan yang turun terus menerus. Formasi lengkap : Aris, betty, maya, saya, dan meimei. Pas hari H, KFC dipilih sebagai tempat ngumpul strategis,  jam  sebelas kita mulai jalan. Jarak tempuh  dari Sanur ke Padang Bai satu setengah jam. Tapi kalo malam dan jalan bypass lagi sepi-sepinya, boleh nyampe  kurang dari satu jam. Tergantung dari jenis motor loh ya.. hehehehe.. Harga Tiket Rp. 101.000 untuk penyebrangan Ke pelabuhan Lembar – Lombok.  Malam itu kita kebagian ferry buatan jepang, yang besar dan bersih. Terutama toiletnya. 3 kali ke Lombok, ini Ferry yang paling bagus!  Empat jam lebih penyebrangan ke  Lombok, kami isi dengan bermain kartu.  Pokoknya main kartu, Main kartu sampe eleeekkk..!
Hujan deras, langsung menyambut begitu masuk ke Pelabuhan Lembar,  gak ada matahari terbit,. Yang ada angin kencang, hujan deras serta angin yang menusuk tulang dan sukma… namun dasar kami  MUDA, nekat dan bersemangat . perjalanan tetap berlanjut.
Tujuan pertama adalah Gili Nanggu yang terletak di Sekotong tengah.  Kondisi beneran jelek. Bayangin air jernih nan biru di pesisir sekotong itu  berubah jadi coklat karna bercampur tanah. Saya terpaksa membeli rain coat baru, karna rain coat yang saya bawa dari Denpasar koyak dihajar hujan. Air  masuk sampe kedalam raincoat. Basah kuyuplah walaupun saya punya raincoat baru. Kami berniat menginap di daerah sekotong, tapi semua penginapan yang kami masuki, ga ada harga yang bersahabat. Tanpa malu, saya numpang ganti baju di salah satu resor di situ. Abis ya gimana dari pada masuk angin. Kami kelelahan, lapar dan kedinginan. Tapi Hujan masih betah menghujam, jalanan  yang super licin dan banyak kubangan air. Setelah rembukan ga ada pilihan lain selain menuju ke kota Mataram.
Dalam perjalanan menuju Mataram… 
BRUUUKKKKKK…!!!!  “mbaaaakkk.. mbaaaakkkk…!!! Temannya tabrakan..!!”  susul salah satu pengendara motor. Waduuh,..!!  Maya..! meimei langsung berteriak-teriak panic sambil nelponin aris dan betty yang sudah didepan. Saya memutar balik motor cepat. Maya sudah dikerubutin orang sekampung. Saya kesal juga.. bukannya pada nolongin malah dijadiin bahan tontonan..! dasar orang Indonesia.. :S
Mungkin karna kelelahan, apalagi maya menyetir sendirian tidak ada teman ngobrol. Dan maya biasa bisa tertidur dimana saja.  Jadi maya menabrak orang yang sedang parkir didepan warung. Untung si pemilik warung dan orang yang di tabrak memaklumi dan hanya meminta ganti rugi atas kerusakan motornya.  Motornya maya sendiri rusak parah,  stangnya harus ganti baru dan roda belakangnya  penyok. Ibu pemilik warung menyilahkan kami menggunakan rumahnya, untuk mengobati Maya. Sedangkan aris mengurusi  detail dengan sang korban, dan motornya maya. Untung urusannya ga ribet. Dasar  Maya nekat,  ga mau dibawa ke rumah sakit hanya dengan balutan betadin dan pain killer, kami tetap melanjutkan perjalanan.  Udah sejauh ini kita, sayang untuk balik lagi ke Denpasar.  Begitu kata maya.  Kami menyewa Mobil dari Auto Bagus, karna motor maya butuh beberapa waktu untuk perbaikan. Dan itu hari sabtu! Bengkel kerja setengah hari.  Mobil yang  kami sewa seharga dua ratus ribu dapet avansa keluaran baru yang gress! Yang nantinya akan kami pakai bak mobil off road. hehehehe
Dapat mobil, Modal Nekat  masih ada dan bekal duit masih segepok,  Motor dititipkan di kantor Auto Bagus. kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta -Lombok. GPS sangat berguna untuk yang buta jalan.  Nyampe di Kuta udah sore, dan kita belom booking hotel atau penginapan. Maka masuk keluar lagi dari hotel yang bagusan sampe yang jelek banget.. tapi kebanyakan penuh.  Heran juga high season untuk musim hujan macam ini. Hmm…. Pilihan jatuh  pada surfer inn seharga tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah per malam. Letak  hotelnya di depan pantai. Ada kolam renang dan air panas.  Kami langsung ke pantai. Banyak penjual kain khas Lombok. Penduduk setempatnya rupanya masih agak norak melihat orang Indonesia mengenakan bikini.  Sepanjang jalan jadilah si maya di suit-suitin sama abang-abang di sana. Pemadangan pantai sore itu lumayan. Bukit di ujung pantai indah memukau mengunci ujung lengkungan pantai.  Pantainya bagus tapi kebersihannya kurang. Banyak sampah dan kotoran anjing disekitaran pantai.  Dan penjual kain yang maksa supaya dagangannya terbeli. Kami foto-foto norak sebentar  sebelum kembali ke hotel. 
Hari ke dua
Tanjung Aan, Lombok Tengah

Pagi setelah sarapan, kami check out dan menuju ke Tanjung Aan. Letaknya diujung Kuta. Menanjak dan melewati jalan sepi. Tanjung Aan kalo digambarkan seperti pantai dengan sebuah gundukan tanah tinggi berumput hijau segar. Inget, video clipnya westlife yang coast to coast? Naahhh… persis deh kayak gitu. Seperti pantai-pantai di green island di eropa sana. Tapi tetap ada lengkungan berpasir putih nan indah! Betul-betul indah dan alami banget.

Desa Sade, Lombok Tengah
Dihuni oleh suku asli Lombok, SUKU SASAK,.suku Sasak berasal dari keturunan Austronesia yang bermigrasi dari daratan Asia sekitar 5.000 tahun SM dan tinggal di daerah-daerah di Asia Tenggara sampai ke Kepulauan Pasifik Selatan. Saat ini 85% dari populasi Lombok adalah suku Sasak.Suku Sasak dikenal dengan keyakinan Wektu Telu yaitu kepercayaan Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu, Buddha, dan kepercayaan tradisional kuno lainnya. Walaupun suku Sasak memeluk keyakinan Wektu Telu tetapi mereka tetap melaksanakan salat wajib lima waktu.Nah,  Masuk kesini tidak dipungut biaya. Hanya sumbangan sukarela. Kami mengunakan jasa seorang penduduk untuk mengantarkan kami berkeliling.  Rumah di Sade dibangun berbaris dimana yang paling menonjol dan khas Lombok adalah lumbung padi yang didirikan di atas empat tumpukan kayu dengan atap berbentuk topi terbuat dari alang-alang atau rumput gajah. Padi dimasukkan melalui jendela terbuka. Beruga atau ruang upacara berdiri di atas enam pilar dan atapnya juga terbuat dari  rumput gajah, memberikan suasana sejuk ketika cuaca terik dan hangat pada malam hari yang dingin. Rumah adatnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu dapur, kamar tidur dan ruang tamu. rumah untuk yang sudah lama berkeluarga beda bener sama rumah orang yang baru menikah. Ukurannya lebih kecil, konon katanya setelah melahirkan baru boleh pindah, atau rumah dibangun lebih besar. Ukuran rumah untuk orang yang baru menikah sama dengan orang lanjut usia. Untuk urusan pekerjaan, yang pria bekerja di ladang dan yang wanita menenun kain Ikat, kain khas Lombok. Jangan salah, walaupun suku asli Lombok, ternyata di dalam rumahnya beralaskan tanah itu ada televisinya..!  saya masuk ke salah satu rumah tua, katanya dulu mereka kalo ngepel rumah, menggunakan kotoran kerbau..! dan memang, waktu di injak-injak itu lantai.. gabau sama sekali. saya membeli kalung yang terbuat dari tanduk kerbau dan yang dilumuri kotoran kerbau sebagai oleh-oleh.
Tanjung Ringgit, LOMBOK TIMUR
Menjadi tujuan berikutnya. Rupa-rupanya orang local disana belum banyak yang mengenal Tanjung Ringgit. Kami di tunjuk kesana kemari saat bertanya, malahan ada yang bingung saat ditanya.. laahh piyeee ikii?? Akhirnya modal GPS dan sedikit sotoy, sampai juga. Ternyata tanjung ringgit itu adalah kombinasi pasir putih dengan tebing-tebing tinggi menjulang, bisa disamakan dengan jajaran pantai selatan daerah Uluwatu Bali. Bedanya di Uluwatu banyak sumur (susu jemur) kalo disini banyak kotoran sapi dan kerbau.. J
EKAS, LOMBOK TIMUR
Hari ini masih tersisa beberapa jam lagi, nanggung kalo mau balik ke Mataram, maka kami memutuskan mampir ke EKAS.  Duh, jalan menuju kesini ancur..! berlumpur.. mobil avansa hitam manis sudah berubah menjadi mobil off road tangguh. Kalo di GPS, ekas digambarkan sebagai pantai surfing. Namun ketika sampai disana yang kami temukan hanya sebuah desa nelayan dengan jembatan kayu, dan rumah diujung jembatan yang  super duper bau pesiiiingggg..!!!!!! eeewwwwww.  Disisi kiri jembatan, ada teluk pasir putih dengan dinding tebing super tinggi. Mungkin kalo datengnya ga pas musim hujan dan angin begini, pemandangannya lain kali yaahh? J
Hari kedua yang melelahkan, kami kembali ke Mataram untuk mencari makan dan tempat menginap. Pokoknya trip kali ini untuk urusan hotel go show ajah.. pasti dapet.  Kota Mataram  ga begitu besar, sepertinya hanya ada satu jalan utama yang besaar. Aris memberhentikan mobilnya di depan Ramayana mall Mataram, banyak hotel kecil disana. Kami berpencar mencari tempat bermalam.  Dari semua yang ada,  Wisma Nusantara, dijalan Beo no 10-12 ini terpilih karna harganya seratus empat puluh ribu rupiah per kamar dengan AC, air panas dan televisi.  Yihiiii..!! masuk budget..
Hari Ketiga
Bangun siang merupakan hal  lumrah dalam sebuah perjalanan. Apalagi  sambil nungguin gerimis udahan. Hari ini rencananya ke Gili Trawangan. Ambil motornya Maya, trus balikin mobil, kami meluncur ke Bangsal. Tempat penyebrangan menuju ke Gili trawangan.
Jalan menuju bangsal, bagus banget, masih baru. Rumah penduduk juga jarang-jarang, jalanan juga sepi hanya satu dua mobil lewat. Bagus banget buat racing circuit. Ngebuuuuuttt..!  ada pantai sengigi, ada malimbu, dan ada pantai-pantai kecil yang gilaaaakkkk..!! KERENNYA SUPERB..! sungguhan.. airnya bening, terumbu karang keliatan dari tepi jurang.  Saya  sambil ngebayangin, Lombok dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang… pasti di tepi pantai-pantai indah itu sudah berdiri hotel-hotel megah. Mungkin lebih maju daripada sekarang.
GILI TRAWANGAN
Butuh sepuluh ribu rupiah untuk sampai ke gili trawangan. Jarak tempuh  tiga puluh menit.  Pelabuhan rakyat Bangsal menyediakan jasa penitipan sepeda motor untuk wisatawan yang akan menyebarang ke Gili.  Kapal yang digunakan bukan fast boat, tapi jukung biasa.  Ombak lumayan kencang hari itu. Tapi terbayarkan ketika merapat ke gili trawangan. Disambut air bening, bikin pengen cepat2 nyebyuuurr..!  jangan kawatir kalo nyampe di gili trawangan dan belum pesen hotel atau penginapan. Begitu turun dari jukung, banyak ditawarkan penginapan-penginapan murah biasanya sepaket dengan sepeda kayuh.  Karna di gili trawangan hanya ada 2 moda transportasinya sepeda kayuh dan cidomo.pulau  ini tidak begitu besar. Hanya butuh tiga puluh menit untuk mengelilingi pulau dengan sepeda kayuh. Kami mengabiskan satu malam di gili trawangan. Mei-mei memutuskan untuk menambah beberapa hari tinggal di gili trawangan.
Waktu pulang dari gili trawangan, betty dan aris duluan ke pelabuhan. Tinggalah saya mendampingi maya, karna kondisi motor maya belum sembuh betul. Berdua dengan maya , kita pikir yaaa, santaiii sajalaahh..  kapal feri ke bali, ada 24 jam, kita ga ngoyo.. santai, muterin kota dulu. Eh, ternyataa… maya dapet sms dari aris, kalo pelabuhan ditutup. Kapal yang aris dan betty tumpangi adalah kapal terakhir.
Saya dan maya memastika ke palabuhan, jawaban yang kami terima sama.  Cuaca buruk. Tidak ada kepastian  sampai kapan pelabuhan ini ditutup. Dan sialnya nomer telepon petugas pelabuhan, yang kami terima sebelumnya. Tidak bisa dihubungi. Jadi hampir setiap hari selama sisa minggu itu, kami berdua bolak-balik ke pelabuhan untuk mengecek.
Bosen betul, di Mataram, cuaca ga menentu. Angin super kencang. Jadilah saya dan maya bolak-balik ke KFC di mataram mall, udah kaya kamar ke dapur, dapur kekamar. Hari kedua lost in Lombok. Saya dan maya memutuskan untuk beli peta kota mataram dan memulai menjelajah. Ya, city tour, liat apa saja yang bisa diliat di dalam kota.
Mulai dari Taman Air, sampai museum. Semua kami jelajahi dengan peta. Sambil  menunggu info penyebrangan.  Yang paling menyedihkan adalah ketika berkunjung ke Museum NTB , diluar sepi, didepannya banyak anak SMA nongkrong pacaran dan ketika masuk Museum taraaaaa…. Lampunya mati sodara- sodaraaa… padahal di dalamnya ada miniature Gunung Rinjani.
Sempat juga balik ke daerah sekotong , tapi angin masih kencang, air masih keruh banget, nah sebagai bonus kenekatan, saya sliding dan hampir masuk kebawah truk. Lutut kanan jebol juga. Eh, ditolong sama pak supir truk dengan pertolongan pertama si Minyak rem, yang katanya  ampuh menghentikan aliran darah. Sejak itu saya jadi takut liat tumpukan pasir di jalan.
Angin makin kencang, saya dan maya memutuskan untuk diam di hotel saja.  Uang saku menipis, maya juga sudah ditegur bosnya karna kelamaan membolos. Kalo saya waktu itu memang sedang asik-asiknya jadi pengangguran,  hehehehe.. Sempat terfikir  udahlah, kita naik pesawat saja, nanti motornya dipaketkan.  tapi niatnya urung dilaksanakan, sambil menanti ada nya mujizat.. aiihh*
Akhirnya 27 January 2012, dengan langkah mantab, saya dan maya memutuskan untuk ke pelabuhan  saja, kita tunggu sampai kapalnya ada..! biar deh nginep disitu. Dari jarak sepuluh kilometer, terlihat antrian truck. Beruntungnya kita  naik motor, boleh langsung ke pelabuhan, bayar karcis seharga seratus ribuan itu, langsung nonkrong pasang muka manis. Ternyata bakal ada kapal yang nyebrang ke Bali. Cihuyyy..!!!pokoknya  masih tetap pasang muka manis semanis-manisnya sama penjaganya biar dikasih masuk ke kapal. Dan akhirnya berhasiilll..!! saya dan maya dapet bagian di satu-satunya kapal hari itu. Eiittsss… jangan senang dulu.. dalam perjalanan pulang, semua orang dikapal fery itu tak henti-hentinya memanjatkan doa.. gimana gak? Ombaknya sereeemm bosss.. ada kali empat meter.  Jarak tempuh biasa empat jam lembar – padang bai, hari itu jadi 7 jam ajah gitu. Berangkat jam 11 nyampe di bali jam 7 malam, langsung disambut dengan hujan angin heboh.. dengan jarak padang satu meter, genangan air setinggi mata kaki..  **seeeedaaapppp..!
Tapi yaahh.. suka duka selama dilombok ini, sungguh berkesan. Satu hal yang saya selalu kenang dari perjalanan ini adalah “persahabatan itu ada masa kadarluasanya”
Eiittsss.. satu lagi..! “jangan liburan pas hari raya Imlek..! hujannya ganas bos..!”
LOMBOK, 20-27 JANUARY 2012

Comments